Sebagai upaya antisipasi agar harga gula pasir selama bulan Ramadhan tidak terus melonjak, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur menggelar Operasi Pasar (OP) komoditi gula pasir ke lapak pedagang di dalam pasar rakyat dengan harga Rp 12.000/ kg. M. Ardi Prasetyawan Kepala Disperindag Provinsi Jatim mengatakan, kebijakan tersebut diambil agar harga gula pasir bisa stabil dan turun.
Selama OP dilakukan, sebagian gula pasir dialihkan dan mendistribuskan ke pedagang di pasar Rakyat Surabaya. Dari data Disperindag Jatim, pedagang lapak di pasar-pasar rakyat Surabaya yang mendapatkan gula pasir harga OP dari Disperindag, pasar rakyat Tambakrejo dengan jumlah pedagang lapak 62 buah, Wonokromo 42 buah, pasar Pucang dan pasar Genteng masing-masing 11 buah lapak. Setiap pedagang lapak mendapatkan jatah 100 kg atau satu kwintal dengan harga jual Rp 12.000/ kg.
“Sampai
hari ke 10 gelar OP, bantuan distribusi ongkos angkut di 78 titik pasar
rakyat di kabupaten/ kota di Jatim, harga gula masih relatif tinggi, yakni di
kisaran lebih dari Rp 15.000/ kg.
Ini karena harga gula di distributor dan tempat-tempat kulakan masih tinggi di kisaran
Rp 14.600/ kg, sehingga pedagang eceran menjualnya sampai Rp 15.400/ kg.
Sementara, gula-gula pasir di tempat-tempat kulakan di sekitar pasar rakyat seharga
Rp 14.600/ kg belum habis. Inilah yang menjadikan harga gula pasir tetap di
kisaran Rp 15.400/ kg”, terangnya.
Menurut Kadisperindag Provinsi Jatim, mulai dialihkan dan disistribusikannya gula OP ke pedagang lapak di pasar rakyat dengan harga Rp 12.000/ kg diharapkan mampu menekan harga gula. Minimal, harga gula tetap tertahan dan tidak naik. Selain itu, dalam waktu dekat, harga gula diharapkan akan segera turun menjadi normal, mengingat baru-baru ini PG Ngadilrejo di Kabupaten Kediri mengadakan lelang gula pasir sebanyak 3.500 ton dengan harga Rp 13.500/ kg. Sehingga gula pasir yang siap dilempar ke pasar sekitar 6.000 ton. (Eka Maria)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini